RESENSI
LATAR BELAKANG
Dunia perbukuan yang ramai memberi peluang banyaknya buku yang diterbitkan dengan tema serupa. Hal tersebut akan mengakibatkan masyarakat pembaca kebingungan untuk membeli dan membaca buku-buku tersebut. Di sinilah letak hubungan yang saling menguntungkan tersebut. Para penulis yang peduli dengan keadaan ini berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan menyusun resensi. Bentuk tulisan resensi akan sangat membantu para pembaca yang kebingungan ingin memilih, membeli, atau sekedar membaca buku-buku yang terbit tersebut.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberikan pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.
Resensi memiliki bagian-bagian penting didalamnya, diantaranya judul resensi, identitas buku, bagian pembuka resensi yang memaparkan kepengarangan, tema, golongan buku, isi atau tubuh resensi yang memaparkan ikhtisar, ulasan serta kutipan, dan kelemahan juga kelebihan buku, dan bagian penutup.
PEMBAHASAN
1. Batasan Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Dengan demikian, resensi dapat juga dikatakan sebagai suatu komentar atau ulasan seorang penulis atas sebuah hasil karya, baik buku, film, karya seni, maupun produk yang lain. Misalnya, buku karya ilmiah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, novel, cerpen, drama/lakon, dan sejenisnya dapat diresensi. Komentar atau ulasan hendaklah faktual, objektif, dan bertolak dari pandangan yang positif. Komentar atau ulasan tersebut menyajikan kualitas sebuah karya, baik yang berhubungan dengan keunggulan maupun kekurangannya, berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan karya tersebut. Semua kekurangan dan kelemahan yang dipaparkan dalam resensi akan dijadikan masukan yang sangat berharga bagi penulis karya tersebut. Dalam resensi lazimnya dikemukakan pula pandangan dan pendapat penulisnya. Boleh juga dicantumkan format, ukuran, dan halaman buku. Akan tetapi, yang paling prinsip adalah substansinya.
2. Tujuan Menulis Resensi
Tujuan meresensi buku bermacam-macam. Pertama, penulis resensi ingin menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya. Kedua, penulis resensi ingin menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya yang diresensikan itu layak mendapat sambutan masyarakat atau tidak. Ketiga, penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya untuk membaca buku tersebut secara langsung. Keempat, penulis resensi dapat pula mengkritik, mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas buku, baik kelebihan maupun kekurangannya. Kelima, penulis resensi mengharapkan memperoleh honorarium atau imbalan dari media cetak yang memuat resensinya, baik majalah maupun surat kabar.
3. Cara Menulis Resensi
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Di dalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Penulis resensi seyogyanya mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Landasan Filosofi Penulisan
Keinginan penulis tidak seluruhnya tertuang dalam karangan, misalnya misi, visi, dan hakikat penulisan tidak seluruhnya dituangkan dalam karangannya. Untuk itu, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya dan penulis resensi harus menyadari sepenuhnya apa maksud dia menulis resensi tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut, penulis resensi perlu mengkaji landasan filosofi yang dijadikan dasar penulisan.
b. Harapan Pembaca
Setelah membaca resensi, diharapkan pembaca akan merasa terbantu mendapatkan informasi yang diperlukan. Pembaca akan melihat gambaran keseluruhan isi, informasi tentang buku dan kualitas buku tanpa melihat dahulu buku tersebut.
c. Harapan Penulis dan Pembaca
Resensi berupaya mengkomunikasikan harapan pembaca dan penulis akan adanya buku yang berkualitas. Itulah sebabnya, penulis resensi harus mengkonfirmasikan sasaran dan target yang diharapkan penulis bagi pembacanya.
d. Materi Tulisan
Penulis resensi harus memaparkan materi yang ada dalam buku yang akan mencapai target sasaran pembacanya. Dia harus dapat menjembatani kemauan penulis dan keinginan pembaca.
4. Materi yang Diresensi
Resensi diharapkan menyajikan materi buku dengan tepat, yang meliputi:
a) Landasan filosofi penulis karya asli;
b) Kekuatan dan kelemahan karya yang diresensi;
c) Substansi karya yang diresensi bagian per bagian, bab per bab;
d) Fisik karya yang diresensi, termasuk ukuran buku, kertas, huruf yang digunakan, tinta, warna, jilid, gamabar dan ilustrasi.
5. Bahasa dalam Resensi
Bahasa resensi hendaklah bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnkan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran yang logis.
6. Langkah-langkah Meresensi Sebuah Karya
Langkah dan teknik meresensi sebuah karya lazimnya mengikuti tahapan berikut:
a. Mengamati Suatu Karya
b. Membaca Isi Suatu Karya
c. Membuat Ringkasan
d. Memaparkan Isi dan Mutu Suatu Karya
7. Sistematika Resensi
Pada dasarnya, sistematika resensi adalah sebagai berikut:
a) Cantumkan tema atau judul karya yang diresensi.
b) Sebutkan nama pengarang, judul karya, penerbit, tempat terbit, jumlah bab, dan jumlah halaman.
c) Kemukakan sistematika, bahasa, dan ringkasan karya yang diresensi.
d) Jelaskan kualitas karya yang diresensi, kekuatan dan kelemahannya, serta perbedaannya dengan karya sejenis yang sudah ada.
e) Sampaikan pendapat dan simpulan penulis resensi secara pribadi.
f) Tuliskan identitas si penulis resensi.
Contoh Resensi Buku:
Mengubah Pecundang Menjadi Pemenang
Salah satu kehebatan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah kemampuannya untuk belajar dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dengan akal dan pikirannya, manusia bisa menjadikan banyak hal yang ada di sekelilingnya sebagai bahan pelajaran yang sangat berharga dalam hidupnya. Namun, sering kali manusia tanpa sadar menciptakan suasana self-limiting beliefs (keyakinan yang membatasi diri) di dalam otaknya. Yakni keyakinan atau kepercayaan yang membuat seseorang merasa terbatas atau tidak mampu melakukan sesuatu.
Buku berjudul You Are A Leader! yang ditulis oleh Arvan Pradiansyah ini mengajak pembaca untuk meyakini bahwa setiap hal pada prinsipnya menjadi mungkin jika seseorang memiliki kemauan untuk membuka pikiran, mengubahnya, dan menyusun kembali dengan kepercayaan dan keyakinan baru. Dengan kata lain, seseorang harus berjuang membebaskan diri dari "penjara pikiran" yang selama ini membelenggunya.
Kehadiran buku ini secara khusus dimaksudkan oleh penulisnya membedah bagaimana seharusnya seseorang membangkitkan potensi jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Menurut Arvan, menjadi pemimpin adalah fitrah setiap manusia. Namun, karena satu dan lain hal, fitrah itu menjadi tersembunyi, tercemar, bahkan mungkin telah lama hilang. Akibatnya banyak orang kemudian merasa dirinya bukan pemimpin. Orang-orang seperti ini menyerahkan kendali hidupnya kepada orang lain dan lingkungan sekitarnya. Padahal, orang dengan kecenderungan seperti itu perlu "dibangunkan" dan disadarkan terhadap besarnya potensi yang mereka miliki. Untuk "membangunkan" potensi tersebut, Arvan yang juga penulis buku Life is Beautiful dan The 7 Laws of Happiness menekankan pentingnya melakukan setidaknya tiga hal. Pertama, mengelola pikiran (changing mainset) sebagai awal dari perubahan nasib dan hidup karena, dengan mengelola pikiran secara positif (husnudzan), akan melahirkan suasana hati, reaksi fisik, dan perilaku yang positif pula. Lebih jauh, Arvan memaparkan bahwa kepemimpinan bukanlah semata-mata persoalan mengatur negara, perusahaan, organisasi, atau politik praktis semata. Kepemimpinan adalah mengatur diri dan berkaitan erat dengan perilaku sehari-hari (hlm 5). Menganggap jabatan atau posisi di sebuah perusahaan, organisasi, atau negara sebagai kepemimpinan adalah kekeliruan. Manajemen berkaitan dengan posisi atau jabatan sementara kepemimpinan adalah tindakan. Kedua, mampu mengimplementasikan visi. Visi yang benar akan sangat berperan dalam menghasilkan komitmen dan motivasi diri dan organisasi (hlm 17). Ketiga, merencanakan tujuan hidup (goal setting). Dengan bersungguh-sungguh merencanakan hari esok, menyusun langkah demi langkah, seseorang/organisasi akan memiliki peluang lebih besar dalam mewujudkan impiannya.
Buku ini terdiri atas empat bagian. Bagian pertama berisi artikel-artikel yang kesemuanya menjelaskan gagasan utama buku ini. Bagian kedua dengan subjudul "Pilihan-pilihan Kepemimpinan", penulis berusaha memaparkan pentingnya pemetaan masa depan dengan cara membangun kesadaran bahwa kepemimpinan adalah proses yang harus dibangun. Untuk menumbuhkannya, diperlukan pembiasaan dan pengembangan hingga menjadi karakter.
Bagian ketiga yang merupakan bagian inti buku ini, dengan subjudul "Pilihan-pilihan Inspirasional (The Choice of Inspiration)", mengetengahkan berbagai renungan yang dapat memberikan inspirasi kepada para pembaca. Sementara itu, bagian keempat yang merupakan tulisan pamungkas buku ini berjudul "Pilihan-pilihan Masa Depan". Pada bagian ini, penulis menjabarkan tema-tema futuristik yang mulai menggejala pada masa sekarang, tetapi baru akan mencapai puncaknya pada masa mendatang.
Layaknya sebuah buku motivasi yang mencoba menggugah "spirit" pembacanya, apa yang dituturkan oleh penulis melalui buku ini, renungan-renungannya, pemikiran, dan pengalaman otentik penulis sebagai motivator, konsultan, dan kolumnis di media massa menjadikan buku ini cukup mencerahkan. Terlebih, dengan cara penyampaiannya yang mudah dicerna dengan bahasa yang sederhana dan reflektif, tetapi sarat kandungan substansi makna yang cukup dalam, apa yang ada di dalam buku ini mudah dilakukan siapa saja dan menginspirasi banyak orang dalam menghadapi perubahan.
Pada akhirnya, dengan segala esensi yang disuguhkan dalam tulisan yang bernuansa "inspiratif" ini, memanglah terasa kontekstual dan karenanya layak untuk dijadikan pegangan dalam mengarungi kompleksnya persoalan hidup, terlebih di tengah kondisi negara kita yang sedang mengalami krisis kepemimpinan di segala lini kehidupan. Walhasil, You Are A Leader! layak menjadi bacaan wajib dan panduan bagi para aktivis yang tergerak untuk menjadi agen-agen perubahan pada zaman modern ini. Selamat membaca!
Peresensi : Humaidiy AS *)
KOMPAS.com
SIMPULAN
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Dengan demikian, resensi dapat juga dikatakan sebagai suatu komentar atau ulasan seorang penulis atas sebuah hasil karya, baik buku, film, karya seni, maupun produk yang lain. Misalnya, buku karya ilmiah, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, novel, cerpen, drama/lakon, dan sejenisnya dapat diresensi. Komentar atau ulasan hendaklah faktual, objektif, dan bertolak dari pandangan yang positif.
Tujuan menulis resensi adalah:
· Penulis resensi ingin menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya.
· Penulis resensi ingin menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya yang diresensikan itu layak mendapat sambutan masyarakat atau tidak.
· Penulis resensi berupaya memotivasi pembacanya untuk membaca buku tersebut secara langsung.
· Penulis resensi dapat pula mengkritik, mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas buku, baik kelebihan maupun kekurangannya.
· Penulis resensi mengharapkan memperoleh honorarium atau imbalan dari media cetak yang memuat resensinya, baik majalah maupun surat kabar.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menulis resensi adalah:
o Landasan Filosofi Penulisan
o Harapan Pembaca
o Harapan Penulis dan Pembaca
o Materi Tulisan
Selain itu, bahasa resensi hendaklah bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnkan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran yang logis.
Langkah dan teknik meresensi sebuah karya lazimnya mengikuti tahapan berikut:
a. Mengamati Suatu Karya
b. Membaca Isi Suatu Karya
c. Membuat Ringkasan
d. Memaparkan Isi dan Mutu Suatu Karya
Pada dasarnya, sistematika resensi adalah sebagai berikut:
Ø Cantumkan tema atau judul karya yang diresensi.
Ø Sebutkan nama pengarang, judul karya, penerbit, tempat terbit, jumlah bab, dan jumlah halaman.
Ø Kemukakan sistematika, bahasa, dan ringkasan karya yang diresensi.
Ø Jelaskan kualitas karya yang diresensi, kekuatan dan kelemahannya, serta perbedaannya dengan karya sejenis yang sudah ada.
Ø Sampaikan pendapat dan simpulan penulis resensi secara pribadi.
Ø Tuliskan identitas si penulis resensi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal & Tasai, S. Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akamedika Pressindo.